Minggu, 19 Oktober 2014

ENTERPRENEUR

   Entrepreneurship dalam bahasa Indonesia memiliki arti kewirausahaan. Menurut Simposium Nasional Kewirausahaan 1995, kewirausahaan adalah sikap, kemampuan dan tindakan nyata seseorang dalam menangani kegiatan usaha yang mengarahkan pelayanan kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Dari pengertiannya saja kita bisa menyimpulkan bahwa kegiatan usaha itu sebenarnya enggak melulu berorientasi kepada bisnis dan profit semata.  Dan ada bentuk ‘pelayanan’ kepada masyarakat, bangsa dan negara. Dengan kata lain, menjadi seorang entrepreneur adalah keharusan bagi kita. Sebab, entrepreneur merupakan profesi yang bermanfaat bagi banyak pihak. Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain.
      Entrepreneur merupakan sang pelaku. Manusia yang cenderung langka dan spesial. Mengapa spesial? Menurut Edvardson ada beberapa ciri-ciri super dari seorang Entrepreneur yaitu:
  1. Fokus! Memiliki ketetapan hati
  2. Selalu bersemangat
  3. Motivasi yang tinggi akan sebuah prestasi
  4. Memiliki toleransi terhadap berbagai macam pendapat
  5. Percaya diri
  6. Action! Berorientasi kepada tindakan nyata
Dan ciri utama dari seorang entrepreneur adalah Berani mengambil resiko (Risk taker). Banyak orang yang bercita-cita menjadi entrepreneur, bahkan sudah memiliki konsep yang matang mengenai usahanya. Namun, tersendat oleh berbagai macam pertimbangan hanya karena takut akan resiko kegagalan. Menurut Pak Saptuari (pemilik usaha kedai digital), setiap orang pasti memiliki jatah gagal. Kalau kita sudah pernah gagal, berarti jatah gagal kita berkurang kan.


Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode:
1. Periode awal
    Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh Marcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar 25%.
2. Abad pertengahan
    Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang bekerja dalam bidang arsitektural.
3. Abad 17
    Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.
4. Abad 18
    Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
5. Abad 19
    Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.
6. Abad 10
    Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.

Pengertian Kewirausahaan
   Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, dan
entrepreneurial, dan entrepreneur.
1. Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas kewirausahaan juga kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.
2. Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.
3. Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.
4. Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar